Berita Terkini

Perpanjangan Kerjasama antara Indonesia Solid Waste Association (InSWA) dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk Pendampingan Penyusunan Masterplan Pengelolaan Sampah
Banyuwangi, 21 Desember 2022 – Indonesia Solid Waste Association (InSWA) melakukan penandatanganan Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk Program Clean Ocean Through Clean Community (CLOCC). Kerjasama ini ditandatangani langsung oleh Bupati Kabupaten Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani. Program CLOCC ini didanai oleh Pemerintah Norwegia yang pelaksananya adalah InSWA.
InSWA melalui program CLOCC melakukan pendampingan pengelolaan sampah ini sejak tahun 2020. Dan melakukan perpanjangan Kerjasama untuk finalisasi penyusunan rencana induk (masterplan) pengelolaan sampah yang dapat diterapkan hingga 20 tahun serta pendampingan sistem pengelolaan sampah di 14 desa terpilih.
Dalam penyusunan masterplan serta pendampingan sistem pengelolaan sampah desa, InSWA mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terlibat dalam pengelolaan sampah. Karena pengelolaan sampah harus dilakukan secara kolektif oleh seluruh stakeholder.
Ditambahkan juga oleh M. Satya Oktamalandi bahwa masterplan pengalolaan sampah yang sedang disusun akan menerapkan pelayanan 100% serta memaksimalkan pengelolaan sampah dan pengunaan material secara sirkular. Hal ini dilakukan agar residu dapat seminimal mungkin yang terbuang ke TPA.
Bupati Banyuwangi juga berharap semoga lewat Kerjasama ini, manajemen pengelolaan sampah di Banyuwangi dapat meningkat.

Diskusi dan Peluncuran Buku Pengelolaan Sampah “Kebersihan adalah Investasi, Sampahku Tanggung Jawabku”
Dalam acara ini membahas bahwa kondisi permasalahan sampah di Indonesia saat ini sudah dalam keadaan gawat darurat, dibuktikan dengan banyaknya permasalahan mendasar dalam pengelolaan sampah yang berlangsung cukup lama.
Melalui buku “Kebersihan adalah Investasi, Sampahku Tanggung jawabku, sebuah filosofi dan panduan pengelolaan sampah untuk lingkungan bersih dan sehat” . Indonesia Solid Waste Association (InSWA) ingin memberikan kontribusi dan sumbangan pemikiran untuk mengisi kekurangan informasi dan pemahaman terkait pengelolaan sampah.
Filosofi ini juga dirasa masih kurang popular di Pemerintah bahkan Masyarakat. Penyediaan sistem pengelolaan sampah yang baik masih belum menjadi prioritas banyak Pemerintah Kabupaten / Kota di Indonesia. Selain itu juga, masih banyak pihak yang belum menyadari bahwa pengelolaan sampah membutuhkan biaya. Karena sejatinya, pengelolaan sampah merupakan investasi, dimana manfaat utama yang akan didapatkan adalah lingkungan bersih dan sehat di masa kini dan mendatang.
Sebagai Ir. Sarwono Kusumaatmadja juga menyampaikan juga bahwa permasalahan sampah di negeri ini merupakan persoalan kita semua. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam pengelolaan sampah. Oleh karena keterlibatan semua pihak sangat penting untuk dapat mengelola sampah dengan baik. ketua dewan pembina InSWA, Ir. Sri Bebassari, M.Si juga menyampaikan bahwa pengelolaan sampah dapat bekerja dengan baik apabila lima aspek pengelolaan sampah dijalankan beriringan, serta didukung dengan adanya political will dari Pemerintah Pusat dan Daerah untuk menjalankannya

Seminar Evolusi Pengelolaan Sampah Dari Ekonomi Linear ke Sirkular. Pelajaran dari Negara Maju dan Berkembang
Karena itu, InSWA mengadakan seminar untuk transfer pengalaman tentang evolusi sistem pengelolaan sampah modern dengan pendekatan partisipatif dengan narasumber yang sangat kompeten. Dr. Anne Scheinberg adalah peneliti, akademisi, dan konsultan dengan spesialisasi perencanaan pengelolaan sampah inklusif, sistem daur ulang, dan integrasi sector informal. Beliau adalah warga Belanda dan berpengalaman lebih dari 40 di negara-negara berkembang di Eropa dan Amerika Latin. Saat ini beliau juga ketua dari Working Group ISWA untuk Recycling and Waste Minimalization.
Anne Scheinberg mengatakan bahwa permasalahan terbesar terjadinya kebocoran sampah adalah karena tidak adanya tempat yang benar untuk membuang sampah. Dan prinsip Integrated Sustainable Waste Management dapat bekerja jika sistem tersebut terjangkau dan mampu dibayarkan secara finansial tanpa mengurangi kebersihan dan kenyamanan antara pengguna dan penyedia jasa.
Selain itu Anne mengatakan bahwa sistem pengelolaan sampah pada dasarnya adalah service chain karena pengelolaan sampah adalah pelayanan publik, seperti menyediakan sistem pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah. Sedangkan circular economy lebih didorong dari konsep value chain karena mengambil material bernilai yang ada. Dan Anne menegaskan bahwa antara service chain dan value chain tidak boleh dicampur adukkan. Ditambahkan juga oleh Anne bahwa pengelolaan sampah adalah benar merupakan tanggung jawab bersama namun yang menyediakan sistemnya tetap Pemerintah.